Alasan Kenapa Mobile Legends Tidak Masuk Cabang Asian Games 2018


Mobile Legends gagal terpilih menjadi cabang Asian Games 2018. Seperti yang kita ketahui bahwa, Asian Games 2018 pada bulan Agustus nanti akan akan mengadakan cabang E-Sports untuk pertama kalinya. Meski hanya baru tahap percobaan saja, yang artinya tidak bisa menyumbangkan medali untuk negara nya. Hebatnya, terdapat 3 judul Game MOBA yang akan menjadi kandidat untuk kategori Mobile Games, yaitu Mobile Legends, Arena of Valor dan Vainglory. Dari ketiga game tersebutlah yang akan mengambil bagian Asian Games 2018. 


Dan yang paling mengejutkan adalah, game MOBA Arena of Valor yang berhasil ambil bagian mengikuti Asian Games 2018. Hal itu sudah disampaikan secara resmi oleh pemerintah. Dan yang menjadi pertanyaan nya adalah " Kenapa bukan Mobile Legends yang terpilih?" padahal Mobile Legends lebih populer dibandingkan dengan AOV. Untuk hal tersebut ternyata ada beberapa alasan mengapa Mobile Legends gagal masuk Asian Games 2018. Untuk lebih selengkapnya, yuk cek alasan kenapa Mobile Legends gagal masuk Asian Games 2018.

Baca juga :
Pengertian CC, AoE, Busrt Damage, Blink, Buff Dan Heal Di Mobile Legends
Wajib!! Peraturan Credit Score Di Mobile Legends Yang Perlu Kamu Ketahui

1. Belum Diakui Dunia

Perlu diketahui ESL(Electronic Sports League) adalah perusahaan ternama sekaligus tertua yang selalu mengadakan Event dan penyelenggaraan E-Sports. Jadi ESL merupakan platform E-Sports dunia. Yang menjadi permasalahannya adalah, sampai saat ini Mobile Legend masih gagal untuk masuk kedalam ESL. 

Sedangkan, pesaingnya yaitu AOV yang malah sudah menjadi bagian dari ESL. Hal ini tentunya cukup berpengaruh dalam pemilihan kandidat Asian Games 2018. Dalam hal ini berarti AOV lebih diakui dibandingkan Mobile Legends.

2. Permasalahan Hak Cipta Atau Plagiat
Hal yang menjadi permasalahan utama Mobile Legends gagal terpilih adalah karena permasalahan Plagiat. Kita tentu sudah mengetahui bahwa pihak pengembang Moonton telah melanggar hak cipta dengan menjiplak karya orang lain. 

Akibatnya Moonton terkena tuntutan dari RIOT Games, bahkan sampai sekarang sidang tersebut masih berlanjut di California, Amerika Serikat. Jadi karena hal inilah yang membuat penyelenggara Asian Games mengurungkan niat untuk memasukkan ML kecabang Asian Games 2018.

3. Mobile Legends Hanya Ramai Di Indonesia Saja

Banyak netizen yang membandingkan jumlah peminat ML dengan AOV, yap dari hasil memang ML lah yang paling banyak peminatnya dibandingkan pesaingnya. Tetapi tahukah kamu hal itu hanya berlaku di Indonesia saja. 

Bagaimana dengan luar Indonesia?. Faktanya di luar Indonesia game AOV lebih banyak peminatnya dibanding dengan ML. Jadi jangan heran jika AOV lebih terpilih menjadi bagian Asian Games 2018 dibanding ML.

4. Lebih Mementingkan Kuantitas dibandingkan Kualitas

Banyak orang yang lebih mementingkan kuantitas dibandingkan dengan kualitas, hal ini semata - mata hanya demi keuntungan saja. Sama seperti pihak Mobile Legends yang lebih mementingkan kuantitas dibanding kualitas. Jika dilihat dari contohnya adalah banyaknya Skin Hero yang dikeluarkan. 

Tentu untuk membeli sebuah Skin Hero yang diinginkan kita perlu pengeluaran. Jadi akan banyak pemain yang akan mengeluarkan uangnya untuk membeli sebuah Skin Hero. Oleh sebab itulah mengapa kualitas AOV lebih bagus dibandingkan dengan Mobile Legends.

5. Gameplay nya Masih Belum Seimbang

Seperti yang telah saya sampaikan diatas, pihak pengembang hanya mementingkan kuantitas dibanding kualitas. Imbasnya, Gameplay yang tak seimbang, sebut saja contohnya seperti penyeimbangan Hero atau Nerf. Hampir setiap Hero baru keluar pasti selalu saja hero baru tersebut di Nerf. 

Padahal hero tersebut sudah di uji coba di Advanve Server, tetapi nyatanya hero baru tersebut masih terkena Nerf walaupun sudah dirilis di Server Ori. Hal ini adalah bukti ketidak profesionalnya pihak pengembang. Hal itulah yang merupakan salah satu alasan mengapa Mobile Legends gagal masuk Asian Games 2018.

Post a Comment

Previous Post Next Post